Notification texts go here. Contact Us

Naruto The Last Movie Part VII - Text

Views "Menikah?" ucap kaget Hinata saat Toneri tiba-tiba saja melamarnya.


Naruto yang sudah lebih dahulu masuk ke dalam kolam itu merasa khawatir karena Hinata tak kunjung menyusulnya. Lalu tanpa pikir panjang iapun kembali berenang ke permukaan untuk memastikan gadis itu tak kenapa-kenapa.

Sementara itu tiga lainnya yang sudah jauh lebih dulu menyelam, Shikamaru, Sai, dan Sakura suda sampai di dasar. Mereka keluar dari kolam tadi dan sampai di sebuah kolam lagi, yang makin penuh dengan bulatan-bulatan itu.

"Seperti pabrik gelembung saja.." ucap Sai.

"Aku mengerti." ucap Shikamaru saat mengamati gelembung-gelembung itu.
"Eh?"

"Ini adalah tempat sang penjaga gerbang yang membuat gelembung-gelembung ini tinggal." jelas Shikamaru.

"Penjaga gerbang?" Sai tak mengerti.

"Naruto dan Hinata.. mereka belum muncul juga.." ucap Sakura khawatir sambil melihat ke arah kolam. Dibanding situasi mereka saat ini, Sakura lebih mengkhawatirkan dua teman dekatnya itu.

"Apa sebaiknya kita menyusul mereka saja?" saran Sakura. Namun belum sempat pertanyaannya dijawab, sesosok monster raksasa tiba-tiba saja muncul dan mengamuk, seolah tak senang karena rumahnya kedatangan tamu.

"A-apa itu!?"
"Seekor kepiting!?"
"Itulah penjaga gerbang yang kumaksud!" ucap Shikamaru.


"Penjaga gerbang?" Sai tak mengerti.

"Naruto dan Hinata.. mereka belum muncul juga.." ucap Sakura khawatir sambil melihat ke arah kolam. Dibanding situasi mereka saat ini, Sakura lebih mengkhawatirkan dua teman dekatnya itu.

"Apa sebaiknya kita menyusul mereka saja?" saran Sakura. Namun belum sempat pertanyaannya dijawab, sesosok monster raksasa tiba-tiba saja muncul dan mengamuk, seolah tak senang karena rumahnya kedatangan tamu.

"A-apa itu!?"
"Seekor kepiting!?"
"Itulah penjaga gerbang yang kumaksud!" ucap Shikamaru.

Kembali lagi ke Naruto, ia keluar dari kolam dan melihat Hinata bersama Toneri. "Hinata!!" Naruto yang khawatir tentu saja langsung melesat untuk menyelamatkan Hinata.

"Naruto.."

"Jangan dekat-dekat dengan Hinata!!" Naruto berdiri di depan Hinata.
"Kau lagi.. menghalangi jalan saja, pergilah.." usir Toneri.

"Hanabi dimana!?" Naruto coba memukul namun Toneri menghindarinya.


Kembali ke Sakura dan yang lainnya. Dari telapak mahluk besar berwujud kepiting itu, keluar gelembung-gelembung air yang menembak dengan sangat keras bagai semprotan suiton.

"Berpencar!!" perintah Shikamaru cepat dan mereka bertigapun melesat menyebar ke arah yang berlainan.

Shikamaru menghindari semprotan-semprotan yang terus ditembakan mahluk itu. "Jangan menghancurkan gelembungnya, bisa-bisa kita terjebak genjutsu lagi!!" ucap Shikamaru.

Trank!! Tank!!

Sakura menembaki cangkang kepiting raksasa itu dengan beberapa kunai, namun tak mempan sama sekali.

"Chouzu Giga!!" Sai menciptakan tiga lukisan singa yang langsung menyerang monster itu. Namun mudah saja, kepiting raksasa itu menghancurkan jutsu Sai dengan capitnya.

"Fuujin, Raijin!!" Sai kemudian menggambar dua sosok lelaki bertubuh kekar untuk menahan kepiting itu.



Untuk sesaat mahluk besar dan dua sosok berwujud jin kekar yang Sai gambar saling beradu kekuatan, sampai kemudian mahluk ciptaan Sai menendang kaki si kepiting hingga membuatnya goyah dan kemudian dilempar sampai membentur atap.

Dari atap yang terbentur itu, munculah cahaya yang sedikit menyinari gua gelap itu. Shikamaru pun mampu memaksimalkan jutsunya.

Shikamaru menggunakan kekuatan bayangannya untuk mengikat tubuh kepiting yang kini tergeletak di pojokan gua.

"Sakura!!"

"!!!!!" Sakura memberi sentuhan akhir dengan tinju supernya.


Naruto dan Toneri sendiri sudah memulai pertarungan mereka. Mereka melompat-lompat lincah pada bulatan-bulatan melayang itu, saling pukul, tendang dan menghindar. Toneri begitu lincah menghindari serangan-serangan Naruto. Tapi pada akirnya, Naruto mampu menghantam tepat pipinya.

Akibat pukulan itu, wajah Toneri retak.


Toneri terlempar dan menabrak tembok bebatuan hingga hancur. Namun meski wajahnya telah retak dipukul Naruto, ia masih mampu untuk bangkit kembali, namun kini dengan gerakan yang jauh lebih kaku.

"Kau.. apa kau itu boneka?"

"Ini bukan tubuhku.." ucap Toneri sambil terus melangkah kaku mendekati Naruto dan Hinata. "Hinata.. selanjutnya diriku yang sesungguhnya akan datang untukmu.. aku tunggu jawabanmu.."

"Diam kau!!" Naruto memukulnya lagi namun belum kena, tubuh yang hanya sebuah wadah itu sudah hancur dengan sendirinya.


"Tinjumu tak akan pernah bisa mengenaiku. Tak akan.." ucap Toneri sebelum suaranya benar-benar menghilang.

Selanjutnya, Naruto dan Hinata pergi menyusul Sakura dkk. Naruto kaget saat melihat kepiting raksasa itu sudah remuk dihajar Sakura.

"Apa kau yang sudah memukulnya, Sakura?"
"Ya begitulah.." ucap Sakura.

"Naruto, kalau kau meninggalkan Hinata lagi dan membuatnya berada dalam bahaya, kau akan mendapatkan pukulan yang sama."

"Ya, aku tau.." ucap Naruto.


"Hinata, aku tak akan pernah.." Naruto melihat ke arah Hinata dan.. Hinata menatap dengan wajah murung yang penuh tanda tanya.

"Aku.. tak akan pernah meninggalkanmu lagi.." ucap Naruto sambil sedikit menundukan wajahnya.

"Sekarang saja kau sudah melihat ke arah lain.." ucap Sakura.
"Aku tak melihat ke arah lain!"

Mereka berjalan menelusuri goa gelap itu hingga akhirnya sampai pada tempat yang sangat mengejutkan. "Tempat apa ini?" Shikamaru menatap kaget.



"Pulau itu melayang ya?"
"Tidak.. permukaan lautnya melengkung.." ucap Shikamaru.

"Juga.. ada matahari di bawah tanah?"
"Itu bukan matahri sungguhan kan.."

"Matahari buatan?"
"Ya.."


Mulai senja, mereka lanjut mengamati sekeliling tempat itu dengan menaiki burung Sai. "Hinata, apa kau menemukan tanda-tanda keberadaan musuh?"
"Tenang saja, sejauh ini aman.."

"Musuh pasti sudah menyadari keberadaan kita.."
"Tapi kenapa mereka belum menyerang?"

"Ya, aku juga merasa aneh.." ucap Shikamaru.
"Terlalu tenang." lanjutnya.

Tanpa mereka sadari, dari balik pepohonan, hutan lebat yang ada di bawah mereka, pasukan berbalut perban sudah siap untuk menyerang, tinggal menunggu perintah.


"Biarkan dulu.." Toneri memberi perintah dari dalam ruangan di kastilnya. "Tunggu sampai aku mendapatkannya.."

"Ah..matanya mengejang lagi.." ucap Toneri sambil memegangi matanya. Mata baru yang ia ambil dari Hanabi, gadis kecil yang saat ini tertidur di ranjang di depan Toneri dengan mata diperban.

"Luar biasa, Byakugan ini benar-benar murni.." ucap Toneri.

***

Naruto The Last Movie Part VIII - Text
Hi, I'm Yandi Mulyadi. Thank you for knowing me.