Notification texts go here. Contact Us

Naruto The Last Movie Part XIII - Text

Views Hinata sedang bersama dengan Toneri, mengunjungi kuil Hamura, bangunan berbentuk bukit di atas pulau yang melayang itu.

"Hamura pasti senang kau mau mengunjungi kediamannya." ucap Toneri. Mereka berdua masuk ke dalam ruangan yang gelap itu, ditemani beberapa boneka pelayan yang membawa lampu sebagai penerangan.

"Tenseigan berada di sini.."


Mereka makin ke dalam, hingga sampailah pada sebuah tugu raksasa berbentuk bola dengan ukiran di pinggirnya.

"Inilah Tenseigan.." ucap Toneri.

"Jadi ini.. harta Hamura yang menggerakan Bulan?"

"Hinata-sama," jawab seorang pelayan, "Hanya orang-orang tertentu saja yang boleh melihat Tenseigan yang asli. Kuil ini hanyalah tempat bagi orang-orang biasa untuk memanjatkan doa."

"Begitu ya.."

Mereka kemudian pergi.


"Aku akan menunjukan Tenseigan yang asli padamu setelah kita menikah nanti."

Hinata hanya diam, namun diam-diam ia mengamati sekeliling tempat itu dengan Byakugannya. Pulau-pulau yang melayang di angkasa bisa ia amati dengan jelas, namun terdapat satu titik yang Byakugan Hinata tak bisa tembus.

"Penglihatanku hanya tak bisa melihat ke tempat itu." Hinata pun menyadarinya. "Jadi begitu!"


Di tempat Naruto dan yang lainnya, "Sampai kapan kau akan begini terus??" Shikamaru terus berusaha untuk membangunkan Naruto. "Kalau begitu sudahlah, sekalian saja kau menyerah untuk jadi Hokage!!"

"Shikamaru!! Mau ngajak berantem hah!?" Naruto mencengkram leher baju Shikamaru.

"Aku tak peduli apa yang terjadi antara dirimu dan Hinata, tapi kau itu shinobi!!"

Naruto terdiam dan kemudian melepas cengkramannya.
"Ikutlah denganku.." Shikamaru mengajaknya ke suatu tempat.


Di kastil Toneri, Hinata melanjutkan rajutannya.
"Aku akan pergi istirahat dulu." ucap Toneri. "Aku akan menunggu syal itu jadi."

Hinata tak menyia-nyiakan kesempatan, perginya Toneri membuatnya langsung bergegas untuk menyelidiki posisi yang sebelumnya sudah ia amati. Tempat yang tak bisa ditembus oleh Byakugannya.

Hinata bergegas cepat, sementara Toneri berbaring di ranjangnya. Merasakan kekuatan mata yang makin merasuk ke dalam dirinya. "Aku bisa merasakannya.. aku bisa merasakannya.. detak di dalam mata ini.."

"Tak lama lagi dia akan terlahir.. Tenseigan yang sempurna.."


Naruto dibawa oleh Shikamaru ke tempat Sakura terbaring lemas saat ini. "Sakura.."

"Ini adalah akibat dari usahanya untuk memberikan hampir semua chakra yang ia miliki padamu." ucap Shikamaru. "Untuk membuatmu tetap bertahan hidup."

"Sakura!" Naruto mendekati Sakura.
"Naruto.."

"Maafkan aku, Sakura." ucap Naruto.

Sai menghampiri Shikamaru, "Setelah membuat Sakura meyembuhkan tubuhnya, apa kau mau ia menyembuhkan hati Naruto juga?"

"Memangnya kau bisa?" ucap Shikamaru dan kemudian pergi.
"Nggak sih.." Sai pergi.

Naruto kemudian menceritakan semuanya pada Sakura, semua permasalahan yang ia pendam.

"Begitu rupanya.. jadi kau menyatakan perasaanmu terlebih dahulu? Naruto, ingat waktu dulu kau bilang kau suka padaku? Tapi.. itu karena aku menyukai Sasuke, kan?"



"Kau tak mau kalah darinya.." ucap Sakura. "Tapi kali ini.. perasaanmu sungguhan, kan?"

"Hinata adalah gadis yang hebat. Bahkan bisa dibilang terlalu bagus untukmu."

"Tapi semuanya sudah berakhir. Ia pergi bersama Toneri.." ucap Naruto.
"Kau itu bodoh.." ucap Sakura. "Hinata pasti punya alasan tersendiri kenapa ia melakukan itu. Alasan yang tak bisa ia katakan."

"Ketika perempuan benar-benar jatuh cinta, perasaannya tidak akan berubah semudah itu."
"Tidak akan pernah.. aku mengerti bagaimana perasaannya."


Hinata terus berlari menuju tempat itu, berlari, melompat, sampai akhirnya ia sampai. Sebuah bola energi besar bercahaya. "Aku akan menghentikan Bulan." Hinata memasang kuda-kuda untuk menghancurkannya.

Akan tetapu, niatnya ternyata telah diketahui oleh musuh. Sebelum Hinata sempat mencoba untuk menyerang bola besar itu, sekelompok shinobi berbalut perban menyerangnya.

Hinata mampu melawan mereka, tapi tiba-tiba tubuhnya tak bisa bergerak. Tubuhnya lalu melayang, terbang dan sampai di bagian atas tempat itu, tempat Toneri berada.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Toneri.

"Kau salah!" ucap Hinata.


"Jiwa Hamura mempercayakanku kehendak langit yang sesungguhnya." ucap Hinata. "Kau telah menyalah artikan kehendak Hamura. Hamura tak pernah berpikir untuk menghancurkan Bumi yang telah diciptakan oleh Rikudo Sennin!"

Setelah mendengarkannya, pikiran Toneri tak banyak berubah. Ia hanya berkata, "Kau telah menghianatiku."

"Kumohon dengarkan aku!" ucap Hinata. "Hamura.."

"Diam.." ucap Toneri. "Itu semua bohong. Aku tak percaya. Hanya ada satu kehendak langit yang Hamura ciptakan, yaitu untuk menghancurkan dunia yang Rikudo Sennin ciptakan. "

Toneri membawa Hinata kembali ke kamarnya, lalu mengambil syal yang telah Hinata selesaikan. "Jadi selama ini.. kau merajut syal ini untuk lelaki itu?" Toneri menggunakan kekuatannya untuk menghancurkan syal itu.

Untuk kesekian kalinya syal merah buatan Hinata hancur berkeping-keping.

"Akan kubuat kau tak pernah menghianatiku lagi!" Toneri menancapkan sebuah bola energi ke dalam tubuh Hinata.

***

Naruto The Last Movie Part XIV - Text
Hi, I'm Yandi Mulyadi. Thank you for knowing me.