Notification texts go here. Contact Us

Naruto The Last Movie Part XV - Text

Views Upacara pernikahan itu akan segera dimulai. Toneri dan Hinata telah sama-sama mengenakan seragam pernikahan. Toneri dengan pakaian klasiknya sementara Hinata dengan gaun yang gelap, serta tatapan mata yang kosong.

Pendeta membuat segel di bawah kaki mereka, lalu memberi satu keping uang logam untuk digigit oleh Toneri. Toneri kemudian mengarahkan logam itu ke bibir Hinata..


Namun tepat sebelum Hinata menggigitnya, Naruto muncul dan berteriak, "Hinata!!" Naruto telah sampai di ruangan itu. Ia terus berlari dan tak sabar untuk menghajar Toneri. "Kurang ajar kau!!"

Batss!!! anak buah Toneri menahan serangan Naruto.

Kini Naruto sibuk meladeni anak buah Toneri, sementara Toneri sendiri mencoba untuk kabur. "Tinjumu tak akan pernah bisa mencapaiku.." ucapnya sambil mengajak Hinata pergi lewat pintu rahasia.

Setelahnya Shikamaru sampai.
"Naruto, dimana Hinata!?"
"Dia membawanya pergi, aku akan mengejarnya!!"
"Ya, serahkan orang-orang ini padaku!!"
"Makasih!" Naruto pergi mengejar Hinata.

"Yosh, mari kita mulai pertunjukan bonekanya." Shikamaru menyiapkan jutsu bayangannya.

Di sisi Sakura, ia sedang bersama-sama dengan Sai menunggangi lukisan singa di tangga dalam menara tempat Hanabi berada. "Hanabi ada di atas sana!!" mereka terus melaju.

Namun bukannya tanpa hambatan, di depan gerbang lantai atas, deretan boneka pelayan menghadang jalan mereka. Pelayan-pelayan gadis yang semula terlihat lugu berubah menjadi seram.


Di Bumi, meteor-meteor terus saja berjatuhan, dan makin lama jumlahnya makin banyak. Di Sunagakure, Gaara menggunakan jutsu tembok pasirnya untuk menahan meteor-meteor itu.

Di Konohagakure..

"Arah jam enam, kali ini ukurannya besar!!"
"Yosh, siapkan formasi!!"

Lee dan shinobi-shinobi lainnya membentuk formasi dengan chakra hijau lalu membelah meteor yang memang ukurannya sangat besar itu.



Tak hanya membelah, di dalam sana Lee juga menggunakan serangan gerbang keenamnya untuk makin menghancurkan meteor itu. Namun, bagian besar dari meteor itu malah terbelah dan bagian besarnya tetap mengarah ke Bumi.

Bongkahan meteor itu mengarah pada Kakashi, hokage yang sudah tak memiliki sharingan lagi.

seorang shinobi lalu melesat ke arah meteor itu, menggunakan kekuatan listriknya dan menghancurkannya menjadi serpihan-serpihan kecil.

"Kau.." Kakashi kaget.

"Kalau dia sedang tak ada, maka akulah yang akan melindungi desa ini." ucap pemuda itu, yang datang jauh-jauh dari pengembaraannya, Sasuke.


"Sasuke.."

Kejadian tadi begitu cepat, dan setelah menghancurkannya Sasuke langsung menghilang. Orang-orang di sekitar Kakashi tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. "Meteornya menghilang!!" itu saja yang mereka tahu.

"Kakashi-sama!!" seorang shinobi melapor.
"Ada apa!?"

Tampak Hiashi telah sampai, meski kondisinya saat ini sangat parah.
"Hiashi.. "


Di Kumo, pengisian chakra terus dilakukan. "Kapasitas chakra telah mencapai 75 persen, 76, 77.." terus bertambah.

Balik lagi ke sisi Sakura, boneka-boneka perempuan itu terus saja menyerang. Dan meski Sakura telah menghancurkan banyak dari mereka, boneka-boneka itu terus bermunculan.

"Mereka tak ada habisnya." ucap Sakura.


Di sisi Hinata dan Toneri, saat ini mereka berada di dalam sebuah lingkaran bercahaya hijau yang membuka gerbangnya. "Masuklah.." ucap Toneri.

Hinata dengan tatapan mata yang kosong menurut saja.

"Hinata!!!" Naruto sampai di tempat itu. "Kembalikan Hinata!!" teriaknya ke Toneri.

"Baiklah, kalau itu memang maumu." Toneri menggunakan kekuatannya untuk mengendalikan Hinata supaya menyerang Naruto.

Naruto menghindari pukulan-pukulan Hinata. "Hentikan, Hinata.."


"Bagaimana menurutmu, istriku hebat, kan?" ucap Toneri.
"Sial.." Naruto hanya bisa mengehindar. "Dia dikendalikan." pikirnya.

"Hinata.." Naruto kemudian menahan pukuln Hinata, lalu.. "Bertahanlah sebentar saja.."

Batsss!! Naruto memasukan tangan berlapis chakra oranyenya ke perut Hinata. Dengan itu Naruto tahu apa yang sebelumnya terjadi pada Hinata, lalu ia mengeluarkan cahaya hijau yang Toneri taruh di dalam diri Hinata, lalu menghancurkannya.

Kesadaran Hinata hilang.


"Hinata adalah milikku, aku akan mengambilnya kembali." Toneri menggunakan kekuatannya untuk menarik Hinata kembali.

"Hinata!!"

"Pergilah!!" Toneri menggunakan kekuatannya yang lain untuk mendorong Naruto jauh-jauh dengan hembusan angin yang sangat kuat. "Sial.." Naruto tertahan kerasnya angin.

Kembali ke pelukan Toneri, Hinata akhirnya sadarkan diri.
"Kau bangun terlalu dini.." ucap Toneri.

Toneri hendak mengendalikan Hinata dengan cahaya itu lagi, tb tiba-tiba ia merasakan rasa sakit pada matanya.



"Sial kenapa di saat seperti ini.." mata baru Toneri mulai bereaksi. Sementara ia menutup matanya untuk menahan denyutannya, buru-buru Hinata menjauh, berlari ke arah Naruto.

"Naruto-kun!!"

"Hinata.."

"Maafkan aku, Naruto-kun.."

"Tak perlu meminta maaf, sekarang aku sudah mengerti semuanya. Dan sebenarnya, akulah yang harusnya minta maaf."

"Apa yang terjadi dengannya?"
"Ini adalah kesempatan kita." ucap Hinata. "Kita harus segera menghancurkan Tenseigan."

Hinata lalu berlari menuju tempat Tenseigan itu berada.
"Tenseigan?" Naruto menyusulnya.

Sementara Toneri, efek mata itu masih menahannya.

***

Naruto The Last Movie Part XVI - Text
Hi, I'm Yandi Mulyadi. Thank you for knowing me.