Notification texts go here. Contact Us

Naruto The Last Movie Part XI - Text

Views "Kalian para klan Hyuuga mewarisi darah Hamura.." ucap Toneri ke Hinata.

"Cerita ini dimulai sejak ratusan, tidak, mungkin sudah dari ribuan tahun yang lalu. Rikudo Sennin, sang kakak khawatir kalau kekuatan yang terlalu besar dari chakra Juubi akan membawa kehancuran pada dunia."

"Karena itu, Rikudo Sennin menarik keluar chakra Juubi dan membaginya menjadi sembilan untuk melemahkannya. Wadah kosong Juubi yang chakranya telah dikeluarkan, Gedou Mazo disembunyikan dan disegel di Bulan, jadi Juubi tak akan pernah bisa dibangkitkan lagi."

"Hamura memutuskan untuk tinggal di Bulan. Untuk menjaga Gedou Mazo."



"Rikudo Sennin menjadi pendiri Shinobi di Bumi. Namun, Hamura ragu dengan dunia yang kakaknya ciptakan. Jadi jika dunia yang kakaknya ciptakan melenceng dari jalan shinobi, ia memercayakan keturunannya untuk menghancurkannya."

"Ribuan tahun telah berlalu, namun pertempuran antar shinobi terus saja terjadi. Mereka terus menerus menggunakan chakra sebagai senjata. Dan pada akhirnya, patung Gedo Mazo dicuri. Dan bahkan Juubi dibangkitkan kembali."

"Klan kamipun sampai pada suatu kesepakatan. Shinobi di Bumi akan menghancurkan kedamaian dunia."

"Dunia yang Rikudo Sennin ciptakan adalah sebuah kegagalan. Jadi, atas perintah yang diturunkan langit pada keturunan Hamura, aku akan menghancurkan dunia yang dibuat oleh Rikudo Sennin."

"Ketika Byakugan murni ini benar-benar bersinergi dengan chakraku, ia akan berubah menjadi Tenseigan. Dengan kemampuannya, aku akan mampu menghancurkan Bumi, dan menciptakan dunia yang baru."

"Aku tak percaya dengan ceritamu!!" ucap Hinata. "Dan aku akan menyelamatkan Hanabi!!"


"Meskipun kau tak tahu kastil ini tempatnya dimana?" ucap Toneri sebelum akhirnya ia melenyapkan kubah untuk komunikasi tersebut.

"Aku akan menunggu jawabanmu." ucap boneka Toneri. Saat itulah Naruto muncul, dan selanjutnya semua terjadi seperti yang sudah diceritakan sebelumnya. Naruto menghancurkan Toneri yang hanya boneka itu.

Kembali ke masa sekarang, Hinata masih berada di kamar itu, memandangi adiknya yang terbaring di ranjang. Lalu, Toneri muncul.


"Selamat pagi." ucapnya ramah. "Aku senang karena ternyata kau mengerti perasaanku, Hinata."

Hinata diam saja. Di kastil itu, yang ada bukan hanya mereka bertiga. Toneri mempunyai banyak sekali pelayan yang siap melayani Hinata.

"Selamat datang di kastil ini, Hinata-sama." ucap perempuan yang merupakan kepala pelayan. "Selamat datang." ucap pelayan-pelayan yang lain sambil menunduk. Tapi ternyata, mereka semua itu hanya boneka.

"Hanya ada boneka di kastil ini." ucap Toneri sambil mengajak Hinata berkeliling.


"Mereka adalah para boneka yang ditinggalkan oleh leluhur kami. Sejak ayahku meninggal waktu aku masih kecil dulu, aku tinggal di kastil ini seorang diri."

Mereka kemudian sampai pada suatu tempat semacam kuil.

"Pernikahannya akan kita laksanakan di sini." ucap Toneri. "Setelahnya kita akan memasuki Ruang Kelahiran, dan masuk ke dalam tidur nyenyak panjang sampai pembangunan Bumi pasca kehancurannya selesai."

"Itu mustahil." ucap Hinata.


"Bulan juga akan hancur." ucap Hinata.
"Jangan khawatir, kastil ini dilindungi oleh chakra yang sangat kuat."

"Chakra yang kuat?"
"Ya.. chakra yang cukup kuat untuk menggerakan Bulan."

"Apa maksudmu?"
"Kekuatan dari harta Otsutsuki, yang dibentuk oleh penderitaan yang klanku alami."

"Dimana letak kekuatan yang besar itu?"
"Itu..." Toneri teringat kalau yang ada dalam pikiran Hinata masih Naruto. Jadi, "Aku tak bisa mengatakannya."


Sejenak mereka berdua sama-sama terdiam, lalu Hinata memutuskan untuk kembali. "Boleh aku kembali ke kamarku? Aku merasa dingin di luar sini."

"Karena di sini selalu sore.." ucap Toneri.
"Dan oh iya, maukah kau membuatkanku sebuah syal?"

"Eh?"

"Syal yang khusus untukku. "


"Apa kau menolak?"
"Tidak, aku mengerti.." Hinata menganggupinya.

"Benarkah? terimakasih.." Toneri merasa senang. "Kau membuatku senang, Hinata."

"Ukhh.." lalu secara tiba-tiba Toneri merasakan rasa sakit di matanya.
"Ada apa!?" tanya Hinata.

"Jangan khawatir, ini bukti kalau Byakugan mulai berubaah menjadi Tenseigan." ucap Toneri. "Aku hanya butuh sedikit istirahat."


Toneri pergi, meninggalkan Hinata sendiri di tempat itu. Di depan kuil itu. Hinata kemudian menghadap ke belakang, melihat ke arah kuil itu menggunakan Byakugannya dan kemudian berkata dalam hati, "Sepertinya bukan disini."

"Putri Byakugan..."

Hinata teringat ketika bapak-bapak waktu itu menunjukan suatu gambaran padanya lewat bola kristal yang bercahaya.

Dalam kilasan yang kelihatannya hanya terjadi selama beberapa detik itu, ternyata Hinata telah melewati banyak hal.

Hinata seolah masuk ke masa lalu, jauh di masa lalu Bulan, ketika terjadi peperangan dan orang-orang memanfaatkan daya hancur Tenseigan untuk membunuh musuh-musuh mereka.


Hinata juga dibawa ke suatu tempat dimana orang-orang berbaris rapi, para pendahulu yang sudah mati. Dan tepat di depannya, seseorang memimpin barisan itu. Bapak-bapak waktu itu.



"Kami adalah keturunan Hamura. Kami adalah keluarga utama dari klan Otsutsuki. Tapi kami telah dimusnahkan oleh cabang dari keluarga ini, yang telah salah mengartikan kehendak Hamura."

"Toneri, keturunan dari keluarga cabang itu hendak memembuat Bulan hancur dan menjatuhkannya ke Bumi menggunakan kekuatan Tenseigan. Hanya anda yang bisa menghentikannya. Hanya anda yang bisa menghancurkan Tenseigan, putri Byakugan."


Semua shinobi di tempat itu berlutut. Lalu dari tengah barisan, seorang lelaki tua muncul. Adik dari Rikudo Sennin, Hamura.

"Kau adalah.. Hamura Otsutsuki.."

Bahkan Hamura berlutut di depan Hinata. "Putri Byakugan.. jangan biarkan dunia yang sudah kakakku ciptakan hancur." ucapnya.



***

Naruto The Last Movie Part XII - Text
Hi, I'm Yandi Mulyadi. Thank you for knowing me.