Notification texts go here. Contact Us

Naruto The Last Movie Part XII - Text

Views Hinata duduk di sebelah ranjang tempat Hanabi tertidur. Namun meski Hanabi tak sadarkan diri, ia terus memegangi tangan Hinata. "Hanabi.. malang sekali nasibmu.."

"Aku pasti akan menemukan dan menghancurkan Tenseigan." ucap Hinata dalam hati.

"Bayangkan kalau Toneri bersembunyi di balik matahari buatan itu, jadi kenapa Byakugan Hinata tak bisa menemukannya? Apa mungkin di sana dia punya suatu jutsu bisa mengacaukan Byakugan juga?"

Shikamaru dan Sai terbang ke langit dan mengamati matahari buatan di atas sana dengan menggunakan kacamata khusus.


"Dimana jalan masuknya?" tanya Sai.
"Kenapa tak tanyakan saja pada mereka?" Shikamaru langsung melempar kunai peledak ke matahari buatan itu.

Dan seketika setelahnya, musuh2 yang terbang dengan menunggangi burung hitam berdatangan. Mereka yang jumlahnya sangat banyak itu menembaki Shikamaru dan Sai.

"Apa yang kau lakukan!?" ucap Sai sambil menghindari tembakan-tembakan itu.
"Ikuti aku!!" Shikamaru menerobos maju.

"Mau apa!?"
"Akan kujelaskan nanti!"


Musuh-musuh terus menembaki mereka, namun Shikamaru terus saja menerobos maju dengan menaiki burung raksasa ciptaan Sai itu. Ada sesuatu yang ingin ia pastikan. Dan benar saja, makin dekat mereka dengan matahari buatan itu, makin jelas apa yang ada di baliknya.




"Jadi begitu ya.." ucap Shikamaru. Segera setelah mengetahui hal itu ia langsung meminta pada Sai untuk mundur. "Sai, mundur!" mereka pun kabur.

Musuh terus mengejar. Shikamaru dan Sai terbang menukik dan masuk ke celah dua tebing yang tidak terlalu luas. Musuh terus menembaki mereka. Lalu, Sai mengeluarkan jutsunya. "Chouzu Giga!!"

Sai menciptakan kepiting raksasa yang sukses memblok celah tersebut dan menghalangi para musuh untuk mengejar.


Di Bumi, usaha untuk menghentikan proses penghancuran masih terus dilakukan. Di Kumogakure, Raikage bahkan sampai mengeluarkan senjata terkuat desa mereka. "Aku tak pernah menyangka akan menggunakan ini setelah perang.. saat dunia sudah berada dalam kedamaian.."

"Dengan tembakan laser difusi chakra ini, kita akan menghancurkan seluruh meteorit yang mengelilingi Bumi." ucap Raikage. "Dengan tembakan chakra ini, target akan bisa dipindahkan ke dimensi lain. Dengan ini kita akan bisa melenyapkan Bulan. Semuanya, bersiaplah pada posisi masing-masing."


Kembali ke kastil Toneri, saat ini ia sedang berada di meja makan bersama Hinata. "Hidangan terlihat lebih enak saat makan bersama seseorang ya.."

Hinata diam saja.

"Sekarang, ceritakanlah tentang dirimu." ucap Toneri.

"Masih belum terlambat kan untuk bernegosiasi dengan Shinobi di Bumi?"
"Eh?"

"Kau benar." ucap Hinata. "Orang-orang di Bumi menggunakan chakra mereka dan terus bertarung. Tapi sekarang sudah berubah, demi melindungi kedamaian yang diperoleh dengan susah payah ini, shinobi telah saling bekerja sama."

"Lalu setelahnya? mereka akan memulai peperangan lagi." ucap Toneri. "Dunia Rikudo Sennin harus dihancurkan."

"Tapi.."

"Jangan pernah membahas masalah ini lagi." ucap Toneri tegas.


"Sekarang diam dan makanlah."

Kalau sudah begitu Hinata bisa apa? dia menurut saja.

Di sebelah mereka, jendela tampak begitu luas. Dan di luar sana, sebuah pulau tampak bergerak melayang. "Jadi, pulaunya sudah muncul ya.." ucap Toneri. "Itu adalah kuil Hamura. Sekali dalam setahun, selama festival kelahiran, ia akan datang mendekati kastil."

Setelahnya, setelah semua prosesi makan-makan itu, setelah para pelayan pergi, Toneri pergi. Hinata pergi keluar, melihat kuil yang berada di pulau melayang itu.

"Tidak salah lagi." ucapnya. "Tenseigan pasti disembunyikan di pulau itu."


Beralih ke sisi Naruto, setelah sekian lama akhirnya ia terbangun. "Hinata!!" ucapnya kaget. Karena dalam mimpinya tadi, kenangan saat Hinata meninggalkannya terus saja bermunculan.

"Akhirnya kau bangun juga.." ucap Shikamaru.
"Akhirnya?"

"Sudah tiga hari." ucap Shikamaru, yang berada tak jauh di sebelahnya bersama Sai.
"Eh?"

Shikamaru dan Sai bangun dan mendekati Naruto. "Apa telah terjadi sesuatu antara kau dan Hinata?"

Naruto memalingkan wajahnya lalu berkata, "Tidak.. tidak ada apa-apa."


"Kau terus-terusan menyebut namanya. Hinata..Hinata.. juga kalimat-kalimat memalukan lainnya." ucap Sai. Naruto makin memalingkan wajahnya. "Jadi mau tak mau aku harus mendengarkannya. Tapi lumayan juga sebagai pelajaran untukku nanti." lanjut Sai.

"Oh ayolah.."

Naruto kembali membaringkan tubuhnya.

"Naruto, ayo selamatkan Hinata dan Hanabi." ucap Shikamaru.

Naruto tetap tak mau bangun.

"Begitu sakitnya kah rasanya dibuang oleh seorang wanita?"
"Jadi Naruto kuat sebagai shinobi tapi susah move on? sekarang aku tahu kelemahanmu." ucap Sai.

Naruto tetap tak mau bangun.

***

Naruto The Last Movie Part XIII - Text
Hi, I'm Yandi Mulyadi. Thank you for knowing me.